Tips yang dilakukan dalam pemotretan pre-wedding adalah:
1. Waktu Pemotretan
Usahakan melakukan Foto Pre Wedding jauh-jauh hari sebelum hari H pernikahan. Sebaiknya 2 bulan sebelumnya. Berikan waktu yang cukup bagi fotografer untuk melakukan post processing foto sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Jadi janganlah melakukan Foto Pre Wedding secara mendadak.
2. Cuaca
Usahakan untuk menghindari musim hujan dalam melakukan Foto Pre Wedding.
Tapi meskipun hujan tak terhindari, tetaplah semangat, karena foto
malah terlihat bagus karena hujan bisa memberikan efek dramatis, tapi
tentunya butuh pengorbanan yang ekstra, baik dari pasangan maupun dari
fotografer karena pemotretan dalam kondisi hujan / basah.
3. Komunikasikan Tema / Konsep
Diskusikan tema / konsep foto
dengan fotografer Anda, sehingga antara fotografer dan keinginan Anda
sejalan. Kalau Anda punya ide, serta keinginan tentang foto Anda,
sampaikan kepada fotografer Anda. Komunikasi antara pasangan dan
fotografer. Ini sangat penting.
4. Pilih Lokasi Pemotretan
Misalnya Bali, seperti kita
ketahui, terkenal memiliki studio alam yang sangat lengkap, dan semuanya
bagus-bagus, mulai dari pantai, gunung, danau, tebing, hutan, bangunan
berukir khas Bali, bangunan bersejarah dan lain-lain. Sebagai pasangan Foto Pre Wedding tentu ingin mempunyai Foto Pre Wedding
di semua tempat di Bali. Tapi ingat, waktu yang dimiliki sangat
terbatas. 1 hari atau 2 hari pemotretan, belum lagi butuh waktu untuk make-up dan lain-lain. Maka dianjurkan untuk memilih lokasi pemotretan yang searah.
Misalnya, sebagai contoh, kalau di Bali selatan, bisa memilih lokasi pemotretan di Bajra Sandhi (bangunan ukiran Bali), pantai di daerah Nusa Dua / Jimbaran, Bukit Kutuh yang terkenal dengan galian batu kapurnya, hutan mangrove, dan semua daerah yang ada di Bali selatan. Begitu juga kalau ingin melakukan Foto Pre Wedding di Taman Ujung Karangasem, bisa memilih lokasi pemotretan yang searah, misalnya di Tukad Unda Klungkung, Candi Dasa, Tirtha Gangga, Taman Ujung. Mintalah juga saran dari fotografer Anda, sehingga lokasi pemotretan bisa disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
Misalnya, sebagai contoh, kalau di Bali selatan, bisa memilih lokasi pemotretan di Bajra Sandhi (bangunan ukiran Bali), pantai di daerah Nusa Dua / Jimbaran, Bukit Kutuh yang terkenal dengan galian batu kapurnya, hutan mangrove, dan semua daerah yang ada di Bali selatan. Begitu juga kalau ingin melakukan Foto Pre Wedding di Taman Ujung Karangasem, bisa memilih lokasi pemotretan yang searah, misalnya di Tukad Unda Klungkung, Candi Dasa, Tirtha Gangga, Taman Ujung. Mintalah juga saran dari fotografer Anda, sehingga lokasi pemotretan bisa disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
5. Jagalah Kondisi Kesehatan Sebelum dan Selama Pemotretan
Menjaga kondisi tubuh sangat
penting. Bisa dilakukan dengan makan dan istirahat secukupnya. Jangan
sama sekali begadang, karena keesokan harinya, pasangan calon pengantin
harus bangun pagi hari untuk melakukan make-up. Selama
pemotretan, untuk menjaga kondisi tubuh supaya tetap segar, berbekal air
putih dalam kemasan. Ini akan sangat membantu Anda, apalagi berada di
daerah tropis, tentunya harus menjaga kondisi cairan tubuh kita.
6. Hanya Ada Anda dan Pasangan Anda Dalam proses pemotretan Foto Pre Wedding, sering kali pasangan menjadi agak risih dan kaku. Hal ini wajar, karena kebanyakan pasangan Foto Pre Wedding bukanlah model. Terutama kalau pemotretan dilakukan secara outdoor, kemungkinan ada orang lain yang menonton, sehingga pasangan menjadi grogi, salah tingkah, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, pose akan jadi kaku, dan pada hasil foto, pasangan terlihat tegang. Cara mengatasinya adalah, cobalah untuk bersikap santai, relaks, ngobrol dengan pasangan, bercanda dengan fotografer. Anggap tidak ada orang lain di lokasi pemotretan, sehingga suasana menjadi lebih santai.
7. Jagalah Selalu Mood Anda Mood. Hal ini sangat penting dalam proses pemotretan. Aura mood Anda akan terpancar dalam hasil foto. Kalau Anda dan pasangan Anda merasa capek, malas, maka ekspresi yang dihasilkan di foto akan kelihatan. Kalau Anda dalam kondisi marah-marah, juga akan tertangkap oleh kamera. Jadi, jagalah mood Anda selalu dalam suasana yang bahagia dan gembira. Singkatnya. Have Fun! Karena Foto Pre Wedding seharusnya merupakan foto yang Anda lakukan sekali saja dalam hidup Anda!
6. Hanya Ada Anda dan Pasangan Anda Dalam proses pemotretan Foto Pre Wedding, sering kali pasangan menjadi agak risih dan kaku. Hal ini wajar, karena kebanyakan pasangan Foto Pre Wedding bukanlah model. Terutama kalau pemotretan dilakukan secara outdoor, kemungkinan ada orang lain yang menonton, sehingga pasangan menjadi grogi, salah tingkah, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, pose akan jadi kaku, dan pada hasil foto, pasangan terlihat tegang. Cara mengatasinya adalah, cobalah untuk bersikap santai, relaks, ngobrol dengan pasangan, bercanda dengan fotografer. Anggap tidak ada orang lain di lokasi pemotretan, sehingga suasana menjadi lebih santai.
7. Jagalah Selalu Mood Anda Mood. Hal ini sangat penting dalam proses pemotretan. Aura mood Anda akan terpancar dalam hasil foto. Kalau Anda dan pasangan Anda merasa capek, malas, maka ekspresi yang dihasilkan di foto akan kelihatan. Kalau Anda dalam kondisi marah-marah, juga akan tertangkap oleh kamera. Jadi, jagalah mood Anda selalu dalam suasana yang bahagia dan gembira. Singkatnya. Have Fun! Karena Foto Pre Wedding seharusnya merupakan foto yang Anda lakukan sekali saja dalam hidup Anda!
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar